Blackberry Dakota 9900

 Bagian Depan

 Bagian Belakang

 Sangat Tipis

 Keyboard Terbaik

Bersama Blackberry Torch 2

Price : Rp. 6.200.000,- (September 2011)

Setelah cukup lama menjadi perbincangan di berbagai forum, kini Blackberry Dakota benar-benar beredar di dunia dan telah masuk secara resmi di pasar Indonesia. Sebelum Anda berniat membelinya (mengingat harganya yang masih tinggi), ada baiknya Anda baca dulu ulasannya berikut ini.

Blackberry OS6 dan OS7
Tidak ada berbedaan yang begitu mencolok antara OS6 dan OS7. Secara tampilan dan penggunaannya sepintas memang sama. Namun dari segi konsumsi baterai, OS7 lebih bisa diandalkan. Blackberry Dakota yang hanya menggunakan Baterai berkapasitas 1.230 mAh mampu bertahan hingga 2 hari dalam pemakaian normal, dibandingkan dengan Blackberry Torch OS6 dengan kapasitas baterai yang lebih besar yaitu 1.270 mAh tidak dapat bertahan lebih dari 1 hari, bahkan saya sendiri dalam 1 hari bisa men-charge hingga 3x. Kemudian pada saat pertama kali digunakan, Anda direkomendasi untuk segera login pada ID Blackberry Anda. Pada sebagian pengguna, terdapat masalah pada saat mengakses / masuk ke My World pada aplikasi Blackberry App World, salah satu penyebabnya yaitu apabila alamat email yang digunakan telah terdaftar di akun paypal. Cara mengatasinya yaitu Anda ubah dulu Email username Anda dengan masuk ke Option - Device - Blackberry ID.

Spesifikasi

  • Layar : 2.8 inches , dengan resolusi 640 x 480 pixels, 
  • RAM : 768 MB 
  • Memory Internal : 8 GB
  • Kamera : 5 MP, 2592x1944 pixels, LED flash
  • Prosesor : 1.2 GHz QC 8655 processor
  • Baterai : Li-Ion 1230 mAh
  • Fitur Baru : Blackberry OS7 , NFC (Near Field Communication), Touchscreen with Keyboard
Kelebihan / Keunggulan Blackberry Dakota 9900 :

  • Kinerjanya cepat karena dukungan prosesor cepat dan RAM yang cukup besar, termasuk saat booting (habis copot batere) terasa sangat cepat.
  • Layar touchscreen memudahkan dalam navigasi menu dipadukan dengan papan keyboard dalam ukuran besar
  • Susunan Keyboard terbaik Blackberry ada disini, ditunjang dengan tombol keyboard yang nyaman ditekan
  • Bentuknya yang slim mengikuti mode smartphone canggih masa kini
  • Resolusi tinggi menjadikan tampilannya lebih tajam dan jelas, terutama saat browsing internet.
  • Baterainya awet, karena OS7 lebih ramah dalam konsumsi daya
  • Adanya fitur NFC yang baru ada pada Blackberry seri 9900/9930, dengan fitur ini maka Blackberry Anda dapat menggantikan fungsi dompet Anda, Kartu Kredit, Debit, dll... untuk pembayaran secara elektronik.
Kekurangan Blackberry Dakota 9900 :

  • Kamera 5 Megapixel belum autofokus, sangat disayangkan
  • Belum mengikuti mode front camera seperti pada smartphone lainnya
  • Bentuknya mirip Bold 9000 namun sayangnya tidak mempertahankan dual speaker stereo yg ada pada Bold 9000
  • Harganya masih tinggi karena masih tergolong keluaran baru...
Itu dulu ulasan singkat dari saya. Silahkan follow twitter saya @benynem untuk mengikuti update instant dari berbagai gadget terbaru yang sedang saya pakai.
READ MORE - Blackberry Dakota 9900

Blackberry Montana 9930


Price : Rp. 8.400.000,- (Agustus 2011)


Hampir sama dengan Blackberry Dakota 9900, namun Montana lebih dulu masuk ke Indonesia melalui Black Market di kisaran harga 8 sampai 9 jutaan pada bulan Agustus kemarin (sekarang cuma 4,6 jutaan garansi Berindo). Montana dikhususkan pada jaringan CDMA, namun bisa juga dipakai pada jaringan GSM. Inilah yang membedakannya dengan Blackberry Dakota 9900.


Blackberry OS6 dan OS7
Tidak ada berbedaan yang begitu mencolok antara OS6 dan OS7. Secara tampilan dan penggunaannya sepintas memang sama. Namun dari segi konsumsi baterai, OS7 lebih bisa diandalkan. Blackberry Montana yang hanya menggunakan Baterai berkapasitas 1.230 mAh mampu bertahan hingga 2 hari dalam pemakaian normal, dibandingkan dengan Blackberry Torch OS6 dengan kapasitas baterai yang lebih besar yaitu 1.270 mAh tidak dapat bertahan lebih dari 1 hari, bahkan saya sendiri dalam 1 hari bisa men-charge hingga 3x. Kemudian pada saat pertama kali digunakan, Anda direkomendasi untuk segera login pada ID Blackberry Anda. Pada sebagian pengguna, terdapat masalah pada saat mengakses / masuk ke My World pada aplikasi Blackberry App World, salah satu penyebabnya yaitu apabila alamat email yang digunakan telah terdaftar di akun paypal. Cara mengatasinya yaitu Anda ubah dulu Email username Anda dengan masuk ke Option - Device - Blackberry ID.


Spesifikasi

  • Layar : 2.8 inches , dengan resolusi 640 x 480 pixels, 
  • RAM : 768 MB 
  • Memory Internal : 8 GB
  • Kamera : 5 MP, 2592x1944 pixels, LED flash
  • Prosesor : 1.2 GHz QC 8655 processor
  • Baterai : Li-Ion 1230 mAh
  • Fitur Baru : Blackberry OS7 , NFC (Near Field Communication), Touchscreen with Keyboard

Kelebihan / Keunggulan Blackberry Montana 9930 :

  • Kinerjanya cepat karena dukungan prosesor cepat dan RAM yang cukup besar, termasuk saat booting (habis copot batere) terasa sangat cepat.
  • Layar touchscreen memudahkan dalam navigasi menu dipadukan dengan papan keyboard dalam ukuran besar
  • Susunan Keyboard terbaik Blackberry ada disini, ditunjang dengan tombol keyboard yang nyaman ditekan
  • Bentuknya yang slim mengikuti mode smartphone canggih masa kini
  • Resolusi tinggi menjadikan tampilannya lebih tajam dan jelas, terutama saat browsing internet.
  • Baterainya awet, karena OS7 lebih ramah dalam konsumsi daya
  • Adanya fitur NFC yang baru ada pada Blackberry seri 9900/9930, dengan fitur ini maka Blackberry Anda dapat menggantikan fungsi dompet Anda, Kartu Kredit, Debit, dll... untuk pembayaran secara elektronik.

Kekurangan Blackberry Montana 9930 :

  • Jika pakai kartu GSM, pada kondisi tertentu akan bermasalah saat dipakai untuk menelpon (tidak terdengar suara lawan bicara), Setelah copot baterai barulah normal kembali. Cara mengatasinya, ubahlah pengaturan jaringan dari automatis menjadi GSM Only lalu ubah pula 2G atau 3G only, agar jaringan pada Montana menjadi stabil.
  • Ada Logo Verizon, karena kebanyakan Blackberry CDMA yang masuk Indonesia adalah BM
  • Kamera 5 Megapixel belum autofokus, sangat disayangkan
  • Belum mengikuti mode front camera seperti pada smartphone lainnya
  • Bentuknya mirip Bold 9000 namun sayangnya tidak mempertahankan dual speaker stereo yg ada pada Bold 9000

Itu dulu ulasan singkat dari saya. Silahkan follow twitter saya @benynem untuk mengikuti update instant dari berbagai gadget terbaru yang sedang saya pakai.
READ MORE - Blackberry Montana 9930

Sony Ericsson Xperia Play





Price : Rp. 4.100.000,- (Juli 2011)

Pertama kali memegang Sony Ericsson Xperia Play (XPlay), Anda akan terpesona melihat keindahan tubuhnya (desainnya maksudnya), juga tampilan layar dan UI-nya yang cantik,,ditampilkan pada layar dgn kualitas warna yg tinggi. Xplay terasa sangat mantap dalam genggaman,,, saat itulah saya berpikir bhw Xplay akan menjadi HP utama saya, menggantikan HTC Sensation dan Desire S... Namun ketika semua data (kontak, log, sms, aplikasi, dll) saya pindahkan ke Xplay, kinerjanya langsung menurun drastis, terasa lemot dan tersendat-sendat,, dan putus-putus saat memainkan film HD... Dengan aplikasi Advanced Task Killer terlihat sisa RAM rata2 di bawah 50 MB.. Lalu saya berubah pikiran,, saya kembali memakai HTC sebagai HP utama saya,, dan XPlay sebagai HP kedua saya dengan pemakaian secara normal...

Berikut ini adalah pengalaman saya ketika menggunakan Xplay secara normal.. Saya hanya menginstal beberapa aplikasi seperlunya saja, dan saya maksimalkan untuk gaming... Nah, pada kondisi ini RAM yang tersisa rata-rata 90 MB, dan ketika semua aplikasi kita kill, maka RAM tersisa antara 160 MB hingga 180 MB, Xplay masih berjalan lancar...

Kelebihan Xperia Play :

1. Gamepad Gaming Ready

Tidak dipungkiri memang kelebihan Xplay yg tidak dimiliki oleh smartphone android lainnya adalah tersedianya tombol-tombol gaming seperti pada Play Station, saat sliding dibuka, Anda akan menemukan tombol arrow, circle, cross, square, triangle, start, select, home, dan 2 trackpad analog, lalu di bagian samping dapat Anda temukan tombol R dan L yg juga bisa Anda gunakan sebagai autofokus dan shutter foto (jika Anda menginstal Camera Mod)

2. Game & Emulator

Dengan tersedianya tombol-tombol gaming, maka Xplay sangat efektif untuk memainkan game-game, baik itu game bawaan (7 game bawaan khusus dibuat untuk Xplay dgn kualitas HD, 1 game PSX Crash Bandicot *.iso) juga berbagai game Emulator seperti, Sega (Gensoid), Nesoid, Super Nintendi, Gameboy, dll.. yg biasanya Anda harus menggunakan layar sebagai gamepad yang terasa kurang nyaman, namun dengan Xplay Anda bisa menggunakan tombol-tombolnya yang juga sudah di-setting standar untuk emulator-emulator tersebut.

3. Dual Speaker Stereo

Jarang sekali smartphone android yang menggunakan dual speaker stereo. Dari semua yang pernah saya coba, baru LG Optimus 2X, Galaxy Tab p1000, dan CSL Blueberry Mi410, yang memilikinya.. Namun dual speaker milik Xperia Play adalah yang terbaik dari semua yang pernah saya coba. Suaranya sangat jernih, dan dentuman suara bass terdengar sangat mantap. Bila Anda menggunakan headset bawaannya, suara yang dihasilkan lebih memukau lagi, bahkan mengalahkan headset Creative Aurvana kesayangan saya.

4. Layar

Layar 4 inch dengan resolusi 800x480, dan kekayaan warna 16 juta, menghasilkan tampilan yang sangat cantik dipadukan dengan User Interface khas Xperia.

5. Desain

Walaupun Xplay memiliki body yang tebal dan bongsor, tapi Sony Ericsson mampu menyempurnakanbya dengan desain yang sangat menawan (bahkan lebih bagus daripada Xperia Pro)..

6. Tersedia Front Kamera

Selain untuk gaming, Xplay juga didedikasikan untuk keperluan Social Network. Tersedianya kamera di bagian depan bisa kita gunakan pada aplikasi Skype, Yahoo Messenger, Frings, Tango, untuk melakukan video call.. namun sayang, pada beberapa aplikasi yang belum diupdate, camera yg digunakan masih kamera bagian belakang.

7. Dock Included

Dengan dock bawaan, maka Xplay bisa berubah fungsi menjadi penampil foto digital (frame digital), Layar Xplay akan menampilkan slideshow foto-foto yang akan berganti-ganti setiap beberapa detik.

8. Dll...

Kekurangan Xperia Play

1. ROM hanya 400 MB

Saya heran, Smartphone Android keluaran Sony selalu dengan kapasitas yang tergolong kecil. Xperia Arc, Neo, Pro dan beberapa yang lainnya malah hanya menyediakan ROM sebesar 320 MB. Walaupun aplikasi bisa di install di MicroSD external, namun bagi sebagian orang tertentu lebih suka menginstal aplikasi di ROM dengan berbagai pertimbangan. Sayang sekali ya, padahal pada smartphone android lainnya sudah menyediakan ROM dari 1 GB hingga 2 GB, bahkan produk lokal CSL Blueberry Mi410 dengan harga 2,5 jutaan sudah menyediakan ROM sebesar 2 GB

2. RAM masih 512 MB

Walaupun bagi sebagian orang sudah termasuk besar, namun saya rasa RAM tersebut masih sangat kurang untuk ukuran ponsel gaming papan atas, sehingga tidak bisa dimaksimalkan lagi dalam penggunaannya.

3. Kualitas Kamera masih standar

Walaupun tidak bisa dibilang jelek, namun bila saya bandingkan dengan ponsel lain yang sama-sama menggunakan kamera 5 megapixel, hasil kamera Blackberry Delta 9780 lebih bagus, dan hasil kamera HTC Desire S malah jauh lebih bagus..

4. Film HD

beberapa film HD yang dapat diputar dengan lancar pada HTC Desire S, namun putus-putus saat diputar pada Xperia Play..

5. Messaging & Telephony

Sony Ericsson hanya fokus pada fungsi game dan tampilan, namun kurang serius dalam mengerjakan fungsi telepon dan sms.. Tampilan sms hanya berupa pengirim dan sebagian isi pesan, tidak disertakan tanggal, jam, dan jumlah sms dalam thread, anda harus membukanya satu per satu untuk melihatnya.

Bagi Anda yang terbiasa melakukan backup sms, maka saat me-restore di Xperia Play Anda akan terkejut melihat pesan-pesan Anda berantakan, acak, tidak disortir berdasarkan waktu pengiriman, bahkan ada thread yang terpisah. Maka Anda harus menginstal aplikasi pihak ketiga seperti Handcent SMS untuk menampilkan SMS Anda secara rapi sepeti sedia kala..

Dan pada fitur telephony, tidak tersedia pilihan untuk melakukan panggilan video call 3G... Cukup disayangkan padahal tersedia kamera depan.

6. Bahan mudah lengket

Bila tangan Anda kurang bersih/ kurang kering, maka Xplay akan terasa lengket di tangan Anda, dan Anda akan kesulitan melakukan navigasi pada layar touchscreennya.

7. Layar belum Gorilla Glass

Bila Anda menggunakan antigores bawaannya, Anda akan merasakan kurang begitu nyaman dalam mengoperasikannya.

8. Dll...

Untuk sharing lebih lanjut, silahkan ke twitter saya atau G+ , , dan untuk foto-fotonya, menyusul ya... Ini baru saya posting via email, jd tidak bisa upload foto lebih dari 1..
READ MORE - Sony Ericsson Xperia Play

HTC Sensation

Home Screen khas HTC Sense

HTC Sensation vs HTC Desire S

 Bagian Belakang yang Nampak Elegan

Aplikasi Cuara dgn animasi 3D 

Layar Lapang, mantap untuk main game datar seperti bilyard

Price : Rp. 6.500.000,- (Mei 2011)
Cukup lama menantikan HTC Sensation masuk ke Indonesia. Akhirnya sampai juga di tangan. Saya sangat penasaran dan ingin segera merasakan kerennya User Interface (UI) HTC Sense versi 3 yang baru ada di HTC Sensation ini. Harapan saya, dengan UI yang baru ini maka banyak perbaikan dan tambahan fitur yang lebih oke daripada versi sebelumnya, misalnya daya tahan batere yang lebih baik dan tambahan fungsi video call 3G menggunakan front kamera. Pertama kali menggenggam HTC Sensation saya langsung terkesan dengan bentuknya yang elegan dan cantik. juga bahannya yang menawan terasa mantap dalam genggaman. Saat dinyalakan, saya lebih terpukau lagi dengan tampilan UI-nya yang baru, full animasinya yang terlihat lebih ciamik dari versi sebelumnya. Yang pertamakali terasa beda yaitu ketika membuka lock screen, yang biasanya cukup digeser ke atas setengah layar namun kali ini bisa digeser ke sembarang arah dan bisa kita mainkan/putar terus menerus untuk mendapatkan efek animasi yang kita inginkan. Perbedaan yang kedua yaitu dalam mengakses home screen (7 halaman) biasanya kita harus menggeser ke kanan atau ke kiri, kemudian kalau sudah mentok di screen paling pinggir maka kita harus menggesernya berlawanan arah untuk menuju ke sreen sebelumnya. Namun kali ini, home screen pada HTC Sense versi 3 bisa kita akses dengan sistem rotasi, yaitu ketika kita telah berada pada home screen paling pinggir, kita tidak perlu lagi menggesewrnya berbalik arah, cukup kita lanjutkan menggeser layar dalam satu arah dan home screen akan terus berputar hingga kita menemukan halaman yang kita tuju,
HTC Sense 3 ini tetap bagus dalam mempertahankan kompatibilitas terhadap berbagai aplikasi android yang tersedia saat ini. Semua game/aplikasi yang pernah saya instal di HTC Sense versi sebelumnya, dapat berjalan dengan baik dan stabil pada HTC Sensation. 
Namun cukup disayangkan, disamping tampilan animasi yang semakin kaya dan beberapa fitur menarik yang ada, HTC Sensation ini masih jauh dari harapan saya. Baterenya yang boros, justru lebih boros daripada HTC Incredible S, juga tidak adanya fitur video call 3G (walaupun tersedia front kamera), membuat saya sedikit kecewa. Namun secara kinerja dan kecepatan memang tidak perlu diragukan lagi.
Spesifikasi:
- prosesor 1.2 GHz dual-core processor, Adreno 220 GPU, Qualcomm MSM 8260 Snapdragon
- layar Super LCD 540 x 960 pixels, 4.3 inches
- memory 1 GB ROM untuk aplikasi, dan 768 MB RAM untuk kinerja
- kamera 8 MP, 3264x2448 pixels, autofocus, dual-LED flash
- Android OS, v2.3 (Gingerbread) with HTC Sense 3
- batere Li-Ion 1520 mAh
Kelebihan :
- HTC Sense 3 kaya fitur dan full animasi 3D
- layar lapang 4,3 inc
- resolusi tinggi 540 x 960
- kamera 8 megapixel video HD 1080p@30fps
Kekurangan :
- batere sangat boros
- front camera belum bisa untuk video call 3G
READ MORE - HTC Sensation

HTC Desire S



Price : Rp. 4.700.000,- (Juni 2011)
Awalnya sih penasaran aja kok ada HTC dengan spec tinggi tapi harganya di bawah 5 jutaan mengingat semua ponsel smartphone HTC High End memiliki harga yang sangat mahal di atas 6 juta bahkan hingga 8 juta. Apalagi untuk keluaran terbaru seperti HTC Desire S ini. 
Inilah Spesifikasi dari HTC Desire S :
- CPU :  1 GHz Scorpion processor, Adreno 205 GPU, Qualcomm MSM8255 Snapdragon
- Memory : 1.1 GB ROM, 768 MB RAM
- Resolusi : 480 x 800 , 3,7' Super LCD
- Gorilla Glass (layar anti gores)
- Android 2.3 Gingerbread (namun belum HTC Sense 3)
- Kamera utama 5 megapixel with autofocus and single flash
- Front Camera (namun belum bisa untuk video call via 3G)
- Radio FM
- Kapasitas baterai cukup besar 1.450 mAh
- dll
Kelemahan :
- Hasil kamera masih kurang oke , mungkin karena masih menggunakan 5 megapixel dan 1 lampu flash
- sulit sekali untuk membuka panel belakang untuk mengganti SIM card atau microSD
- dan ini nih yang paling penting, koneksi jaringan data (baik 2G atau 3G) sering terputus sendiri, dan harus dipancing dengan mengaktifkan Plane Mode kemudian dikembalikan lagi ke Seluler Mode. cukup merepotkan apabila kita tidak menyadarinya, bisa-bisa kita ketinggalan email penting, atau kelewatan tweet penting atau notifikasi lainnya..



insert : 4 Smartphone Android dalam 1 test. minus HTC Sensation (baru kemaren sampai di tangan) tunggu ulasan tentang HTC Sensation di blog ini.
READ MORE - HTC Desire S

Motorola Milestone


Price : Rp. 5.500.000,- (Februari 2010)
Smartphone android ini cukup diperhitungkan keberadaannya pada saat peluncurannya satu tahun yang lalu. Namun pada saat itu saya lebih tertarik untuk memilih HTC Google Nexus One. Tapi karena rasa penasaran saya akhirnya kesampaian juga mencicipi HP dengan postur elegan ini. Ya.. awal mulanya sih saya kepincut dengan penampilannya yang stylish tanpa mempertimbangkan spec-nya yang minim. Tampilannya nampak keren saat sliding digeser terbuka, dan nampak gagah saat sliding ditutup. Namun hanya dalam waktu singkat saya sudah kecewa dengan kinerjanya yang lambat dan sering hang, ini dikarenakan memory yang minim, saat pertama kali dihidupkan saja memory yang tersisa sudah di bawah 100 MB, dan ketika saya jalankan beberapa aplikasi, eh... task manager menunjukkan sisa memory tinggal 15 MB. Sangat disayangkan ya.. kekurangan lainnya antara lain: hasil kamera kurang fokus dan warna cenderung kusam, baterai terbilang boros, touch screen kurang sensitif, dan kompatibilitas terhadap aplikasi yang kurang, banyak aplikasi atau game yang tidak berjalan dengan lancar pada ponsel ini, ditambah lagi Motoblur saya anggap kurang menarik karena saya sudah mencicipi HTC Sense yang lebih powerful. Sejak saat itu saya sudah kurang antusias mencoba smartphone keluaran Motorola, ada Motorola Droid 2, Milestone 2, Motorola Defi, tapi saya sudah tidak antusias lagi, saya justru lebih antuisas produk Motorola yang lain sepeti Bluetooth Headset dan multimedia, saya mengkoleksi beberapa produk unggulan lain dari Motorola dan saya ulas di blog saya yang lain, silahkan Anda kunjungi klik disini GADGET.
READ MORE - Motorola Milestone

Blackberry Pearl 9105


Price : Rp. 2.500.000,- (April 2011)
Harganya terpaut sedikit dengan Gemini atau Javelin, namun spesifikasinya sangat unggul. Kamera 3 megapixel, jaringan 3G, RAM 256 MB, mendekati spesifikasi Onyx 9700, inilah yang perlu diperhitungkan dalam memilih Blackberry ini ketimbang Gemini, Javelin, atau Onyx. Namun ada satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan, Blackberry Pearl ini tidak memiliki keyboard qwerty sehingga agak sulit dalam pengetikan, terutama bagi Anda yang hobby chatting dan messagging. Jadi... silahkan tentukan sendiri pilihan Anda...
READ MORE - Blackberry Pearl 9105

LG Optimus 2X


Price : Rp. 4.900.000,- (Mei 2011)

Inilah Gebrakan LG dalam persaingan ponsel android papan atas. Prosesor dual core 1,2 ghz menjadi andalannya, juga kekuatan Grafik dari Nvidia Tegra menjadi kelebihan tersendiri dari ponsel ini. Bentuknya dengan design yg elegan dan gagah terasa mantap dalam genggaman. Dual speaker stereo yg dimilikinya jarang ditemukan pada ponsel android lainnya, namun disayangkan kualitas suara yang dihasilkan masih kurang mantap. Ada juga port HDMI connect to HD TV menjadi daya tarik tersendiri, namun sayang tidak disertakan kabel HDMI to TV dalam paket penjualannya... Kelebihan lain dari ponsel ini yaitu dilengkapi dengan front camera yang bisa digunakan untuk video call via jaringan 3G, inilah yang bikin iri para HTC Mania.. ya.. kebanyakan ponsel android HTC yang sudah dilengkapi dengan front kamera namun semuanya tidak bisa dipakai untuk video call 3G, termasuk keluaran terbaru seperti HTC Sensation dan Desire S (nanti akan saya ulas juga dalam waktu dekat).

Kekurangan dari LG Optimus 2X :
- RAM masih 512 mb
- kinerja kurang stabil, bahkan sering restart bila terlalu diforsir
- layar kurang sensitif (dibanding HTC)
- user interfacenya kurang oke, kalah jauh dengan HTC Sense dan Moto Blur
- Storage internal sebesar 6 GB terbaca sebagai external SD card, kadang cukup membingungkan apalagi kalo masih kita tambah microSD jadi terbaca ada 2 external storage
- kompatibilitas aplikasi masih kurang baik, saya instal MotoSpeak untuk membacakan sms masuk namun tidak dpt bekerja dgn baik.
- dll
Bila ada yang mau didiskusikan lagi, silahkan melalui twitter saya  @benynem
READ MORE - LG Optimus 2X

War on Teachers?

Cross-posted from JDS Social Issues:

From my inbox almost two months ago:

So, where did this war on teachers, and other public employees come from? I certainly didn't see that coming.

A former colleague (a faculty member in a humanities department) was responding directly to word that Pennsylvania was cutting P-12 funding and slashing state support for public higher education. But her consciousness was framed by events in Wisconsin and elsewhere.

So I have been paying attention to the news in a new way. Is my colleague right? Is there a “war on teachers�?? I think she may right that there is a “war�? going on but I’m having a little more difficulty determining just what it is we are fighting about and fighting for. Are teachers the target? Or are teachers collateral damage in a larger struggle –because teachers (and their students) don’t fight back and because everybody feels entitled to an “expert�? opinion about educational matters generally?

I hope to think more about this over the summer and invite any readers to join in with news items, anecdotes and analyses that help us all figure out where we want to stand in what is clearly a struggle for the social, economic, political and educational terrain within our own communities and our nation.

Here are a couple for starters:

A� Randy Turner, commenting on the Huffington Post about new education legislation in Missouri, asks whether public school teachers are an “endangered species�?? His question is motivated by regulatory proposals that seem to suggest that all teachers are lazy perverts.

http://www.huffingtonpost.com/randy-turner/public-school-teachers-ar_b_861407.html

A� Paul Mucci, a fifth grade NBPTS certified teacher, asks

http://www.tcpalm.com/news/2011/may/16/paul-mucci-since-when-did-teachers-become-the/

“since when did teachers become the bad guys?�? Mucci is in Florida where education is rapidly being “reformed�? on the backs of teachers: “elimination of teacher tenure, teacher pay based on student performance, increasing teacher contributions to the Florida Retirement System, raising the retirement age/years of service, increasing student testing and reducing the number of "core" classes to name a few.�?

He conveys his demoralization clearly:

“More important, gone is the respect teachers once had. The steady erosion of respect is palpable in parent conferences, in line at the grocery store and in politicians' statements in the media.

As one legislator said to me, �?The public deserves accountability they deserve to know how their tax dollars are being spent.’ In one respect, he is right, but what good are numbers and test results if we lose our integrity, our compassion, our humanity along the way?�?

Mucci notes that it is ironic that the rhetoric is all about “good teachers�? but in the process they are destroying any chance of respect [for teachers].

A� Bill Haslam, Governor of my new home state of Tennessee apparently hasn’t met any Paul Mucci type teachers. Last week he rejected the Tennessee Education Association’s claim that “teacher morale is flagging,�? despite passing measures that limit collective bargaining and proposing others that would end any licensure for educational professionals. (More on events in Tennessee in the days to come.)

http://www.dnj.com/article/20110527/NEWS01/110526017/Haslam-rejects-claims-teacher-morale-flagging

As someone who spends a fair amount of time cultivating partnerships with public schools so that we can jointly (university/school) provide substantive and challenging but guided practical experience for teacher candidates, my sense is that teacher morale is fragile at best. Neither principals nor teachers – no matter how accomplished --generally feel free to take on novice teacher candidates. Even when they can identify the value of teaching collaboratively with a young person with energy and ideas, they are hesitant, even fearful, about jeopardizing their compensation and even their jobs (based largely on student test scores). Everybody is looking over both shoulders at once.

What do these snippets suggest?

Whether or not there is a war on teachers, teachers are feeling under siege. And the march of legislation that targets the teaching profession is undeniable. But the point of the legislation is harder to tease out. Limiting collective bargaining might be a cost-cutting measure. It might be an undercut-the-unions measure (my favorite theory with thanks to Jon Stewart and Rachel Maddow). The undercut-the-unions theory is supported by proposals in Tennessee to get rid of teacher licensure all together. Put this together with the appointment of a new Commissioner of Education with a Teach for America and charter school background and it does appear that the war is not on “teachers�? per se but on the public school “establishment�? (whatever that is).

The point then is an utterly free market for education? (Odd that we would seek a free market for the development of human capital when we have no such truly free market for any other commodity – oil subsidies, farm subsidies, interstate highway systems anyone?)

But this is a kaleidoscopic phenomenon, I think, and this particular ideological interpretation is just today’s turn of the barrel. What does it look like to you? What will it look like tomorrow?

READ MORE - War on Teachers?

Scholarship winners, life's winners

(cross posted from my dean's blog)

Forty-seven percent. Within that statistic is news both wonderful and sobering.

Nearly half of all of the graduate students who received College of Education scholarships for 2011-12 are the first in their families to go to college. That’s the wonderful part. Those future educators are realizing the American dream of self-improvement. But the number also speaks to the need for financial support, which is especially acute for first-generation students and their families.

This spring, faculty and staff volunteers reviewed the scholarship applications. They weighed the students’ accomplishments and goals and stretched the contributions of our generous donors to award 96 scholarships totaling $171,150. The average per student was $1,782.

Amy Cox of our development team, who coordinates the scholarship selection effort, provided those statistics. Others that might interest you:

In all, 98 graduate students and 453 undergraduates applied for scholarship assistance.
Scholarships were awarded to 24 juniors, 31 seniors, and 41 master’s and doctoral degree candidates.
Twenty-eight percent of the scholarship winners are minority students. The largest groups represented were Hispanic/Latin America (seven) and Asian Pacific American (five).
Seventy percent of scholarship winners are women.
Seventy-six are enrolled in Pullman, six in Vancouver, eight in Tri-Cities.

More compelling than the numbers, of course, are the people they represent. Here are two examples:

Israel Martinez of Walla Walla starts our Master in Teaching program this summer.A Israel, the first in his family to get a college degree, wrote in his application: “It has taken a lot of hard work and dedication, such as working two part-time jobs while being a full-time student, working overtime in the orchards during the summers to save enough money to stay in school.�?

Kelly Frio’s home town is Brush Prairie, Washington. That’s near Vancouver, where she is working on an undergraduate teaching degree. She has a perfect 4.0 grade point average. One of her goals, she wrote, is to instill an appreciation of the elderly in her own children and those she works with. “The wealth and skills and knowledge that our senior citizens possess is often not only unappreciated, but dismissed.�?

My congratulations to all of our scholarship winners and my thanks to those who support our scholarships. We only wish we could do more, for more. If you would like to help, look here for information.
READ MORE - Scholarship winners, life's winners
Copyright © Hathir Blog